Dibawah pohon rindang yang sejuk ku duduk termenung seorang
diri, semilir angin menyibakkan helai demi helai rambut panjang ku yang
tergerai lembut, suara musik yang merdu mengalun lembut menghiasi telinga ku
Pandangan ku
menerawang jauh dan mengingat peristiwa yang baru saja terjadi. Tentang
pertemuan ku dengan seseorang, seseorang yang pernah mengisi hati ku, seseorang
yang pernah membuat ku tersenyum sekaligus menangis.
Sosok pemuda
tersenyum manis dan melambaikan tangan ke arah ku pada kerumunan orang-orang
yang sedang sibuk dengan Aktivitas mereka masing-masing. Dengan mengenakan
jaket merah dan tas ransel di punggungnya ia menghampiri ku.
“hai sofie,
apa kabar?” pemuda itu mengulurkan tanganya kearah ku, ku sambut uluran
tangannya dengan sepotong senyum termanis ku.
“baik,
bagaimana dengan mu ham?”
“aku
baik-baik saja”
Sambil berjalan keluar dari kerumunan orang – orang dan
mencari tempat yang lebih baik untuk berbicara, akhirnya ditaman ini aku
melepaskan rasa rinduku yang sangat mendalam kepada pemuda ini, pemuda yang
selama ini hanya menganggap ku sebagai sahabatnya
setelah 5th kita berpisah.
“bagaimana
dengan pekerjaan mu?” ia membuka percakapan kami.
“berjalan
dengan lancar, bagaimana dengan mu?”
“ada sedikit
kendala, maka dari itu aku pulang kesini, ada sesuatu yang harus aku selesaikan
di sini, yah... sambil Refreshing.
“oh...”
“bagaimana
dengan suami mu?”
“suami? Pacar
saja aku tidak punya, apalagi suami. Hhhh... kamu ini aneh – aneh saja”
“ah...kamu
pasti bercanda”
“buat apa aku
bercanda”
“Hahaha...”
tawanya begitu berarti bagi ku, karena tawa dan senyumnya adalah sebagian dari
hidup ku.
Drrrttt....drrrttt...ddrrttt...
From: My Lovely
Kamu dimana? Aku sudah menunggumu
Di rumah, cepat pulang ya... aku
kangen...
Love you....
To: My Lovely
Iya
sayang, aku segera pulang
Love
you too...
“sof, maaf aku harus pulang sekarang, istri
ku sudah menunggu dirumah. Lain kali kita ngobrol lagi, dan kamu harus
memberikan alasan kenapa sampai sekarang kamu belum mau menikah, okey Bye”
Ilham bangkit
dan berlalu begitu saja, kata – kata masih terngiang di telingaku
“kenapa sampai sekarang kamu belum mau
menikah”
Karena sampai sekarang aku belum bisa menemukan penggantimu
di hati ku, dan kau tak akan pernah
tergantikan sampai kapan pun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar